Once again.. SORRY :(

Jumat, 24 Juli 2009

Maaf sekali lagi kami dari pihak pengelola blog ini karena beberapa waktu ini jarang lagi menerbitkan posting-posting untuk kalian nikmati. Mohon maaf yang sebesar-besarnya.. Thanks.

Original Sin -- 19 Juni 2009

Jumat, 19 Juni 2009

Original Sin, adalah salah satu tema yang berbau doktrin yang disajikan oleh Komisi Pemuda dalam tahun ini. Tema ini kiranya menjadi bahan perenungan bagi kita sekalian, dan menyadari keadaan kita sebagai manusia yang mewarisi dosa dari Adam dan Hawa, dan juga sebagai manusia yang telah dipulihkan dari dosa warisan tersebut oleh Darah Kristus. Ayat penuntun kita pada malam hari ini adalah Roma 3:9-20 dan Roma 5:12. Ada sebuah pandangan yang berkata Bayi pada waktu lahir bagaikan selembar kertas polos, jadi apa yang kita corengkan itu yang nampak. Benarkah pandangan tersebut?

Dalam kitab Mazmur pasal 51:7 secara jelas dituliskan bahwa kita dikandung dalam dosa. Jika kita berbicara tentang dosa, maka kita harus kilas balik kembali pada penciptaan yaitu Tuhan Allah berfirman pada Kejadian 1:26 baiklah 'KITA' menjadikan manusia menurut gambar dan rupa 'KITA', kata KITA dalam kalimat ini, seperti yang kita ketahui mangarah kepada Allah Tritunggal, yaitu Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Pada waktu Allah Tritunggal menciptakan manusia dia memberi mereka 2 sisi yang menjadi dasar peta teladan Allah, kedua sisi tersebut adalah sisi Ilahi dan sisi Natur manusia. Sisi Ilahi tersebut mencakup Hidup yang kekal, Kebenaran sejati, dan kesucian, sedangkan sisi Natur manusia adalah Rasio, Hati Nurani, Cinta Kasih, dan Kehendak Bebas. Manusia diberi kehendak bebas, jadi mereka bebas memilih makanan dan memberi nama pada segala ciptaan Tuhan, tapi mereka salah menggunakan kehendak bebas mereka. Mereka lebih memilih mendengarkan perkataan Iblis yang memutarbalikkan Firman Tuhan daripada mendengar Firman yang keluar dari mulut Tuhan. Jadi ketika mereka sudah jatuh dalam dosa, maka sisi Ilahi mereka menjadi 'mati' begitupun dengan sisi natur manusia mereka, sehingga segala aspek kehidupan manusia sampai sekarangpun masih dikelilingi dosa. Adam dan Hawa selama belum jatuh dalam dosa belum mempunyai anak, pada waktu mereka telah jatuh dalam dosa, mereka mempunyai keturunan, jadi dosa yang telah dilakukan oleh Adam dan Hawa menurun kepada anak-anak mereka, Kain, dimana kita tahu pembunuhan yang pertama kali dilakukan dimuka bumi ini dilakukan oleh Kain terhadap adiknya Habel. Sisi Ilahi mereka rusak, seperti yang difirmankan oleh Tuhan dalam Surat Paulus kepada jemaat Roma, tidak ada seorangpun yang benar, tidak ada seorangpun yang mencari Allah, dll. Zaman perjanjian lama, ketika meminta penghapusan dosa, maka mereka harus mengorbankan sesuatu. Dan ketika menghadap Allah, maka yang boleh menghadap Allah tidak sembarangan orang, sebab Allah itu Suci. Tetapi sejak kematian Kristus di kayu salib, membawa perubahan dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen, sisi Ilahi kita yang dahulu rusak kembali diperbaharui sehingga kita mendapat hidup yang kekal, mengetahui kebenaran yang sejati melalui pimpinan Roh Kudus, dan mampu menghadap ke tahta Allah yang suci tanpa membawa korban apapun selain diri kita sendiri. Keselamatan telah kita peroleh dengan meng-iman-i bahwa Kristus adalah satu-satunya Tuhan dan juruselamat kita yang hidup. Tetapi dengan percaya saja tidak cukup, sebab seperti ada yang tertulis Iman tanpa perbuatan adalah MATI. Kita harus bisa melawan keinginan daging kita sendiri yang berasal dari dalam diri kita.

Kiranya ringkasan singkat ini dapat menjadi berkat bagi kita semua. Amin.

Gunakan Apa Yang Anda Miliki -- 12 Juni 2009

Jumat, 12 Juni 2009

Gunakan apa yang Anda miliki, tujuan dari tema ini adalah untuk membantu anggota KomPa mengenali apa 'talenta' yang Tuhan berikan kepada masing-masing kita untuk kita kembangkan. Pembahasan Firman Tuhan pada hari ini diambil dari Kitab Injil Matius 25 : 14-30, secara khusus membicarakan perumpamaan tentang talenta.

Berdasarkan Ayat Firman Tuhan yang menjadi landasan khotbah pada hari ini, kita sebagai orang Kristen memiliki sebuah 'talenta' atau bakat atau kemampuan yang diberikan oleh Allah kepada kita untuk dikembangkan. Entah itu menggambar, menulis, mengajar, dan lain-lain. Dalam pembacaan Firman Tuhan, telah dijelaskan bahwa dalam perumpamaan tersebut ada seorang Tuan yang mempunyai 3 orang hamba. Sewaktu Tuan dari ketiga hamba ini hendak bepergian ke tempat yang jauh, dia menitipkan hartanya berupa talenta (Pada waktu itu, harga 1 talenta=6000 dinar = upah 6000 hari kerja). Hamba pertama diberi 5 talenta, hamba kedua diberi 2 talenta, dan hamba yang ketiga diberi 1 talenta. Tuan tersebut mungkin sekilas mendapat pandangan bahwa dia tidak adil, tetapi kembali dijelaskan pada ayat 15, bahwa talenta tersebut diberikan kepada hamba-hambanya sesuai dengan kemampuan masing-masing hamba tersebut. Kaitannya dengan kehidupan kekristenan kita, Tuhan memberikan kita masing-masing sekurang-kurangnya 1 talenta untuk kita kembangkan demi kemuliaan Tuhan. Dan Tuhan tidak memandang muka untuk memberikan talenta tersebut. Tuhan mengetahui kadar/kemampuan kita masing-masing sehingga Dia memberikannya sesuai dengan kemampuan kita. Tujuan Tuhan memberikan talenta tersebut berkaitan dengan hal kerajaan Sorga (ayat 14). Jadi dapat kita simpulkan bahwa talenta yang Tuhan berikan tidak dipakai untuk membanggakan diri sendiri, melainkan untuk memperlebar kerajaan Sorga, hingga pada waktunya nanti Tuhan akan datang untuk meminta pertanggungjawaban dari kita masing-masing terhadap karunia yang telah Dia berikan. Berdasarkan Firman Tuhan, ketika Tuannya kembali dan meminta pertanggungjawaban terhadap talenta tersebut, hanya terdapat dua jawaban : 'Baik sekali perbuatanmu itu hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggungjawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu' (Pasal 21 dan 23) dan 'Hai kamu hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menanam?' (Pasal 26). Jika sampai akhir hidup kita, kita berhasil mengembangkan dan memuliakan nama Tuhan dengan talenta yang kita miliki, maka kita seperti hamba yang baik dan setia dan mendapat bagian dalam kerajaan Sorga. Tetapi jika kita tidak mengembangkan, malah mengubur talenta tersebut, maka kita akan mendapat status sebagai hamba yang jahat dan malas, dan sebagai akibatnya kita akan dilemparkan ke dalam kegelapan yang paling gelap (ayat 30).

Kiranya renungan singkat ini dapat menjadi pedoman dan pemicu bagi kita untuk dapat semakin giat mengembangkan talenta kita demi kemuliaan Tuhan kita. Amin.

The Image of God -- 05 Juni 2009

Jumat, 05 Juni 2009

The Image of God, adalah sebuah tema yang diangkat oleh Badan Pengurus untuk mengingatkan kita sekalian, bukan hanya anggota Komisi Pemuda GKI Sul-Sel jemaat Makassar saja, tetapi bagi semua orang Kristen yang membaca blog ini. Ayat Pembimbing kita adalah Kejadian 1:26.

Berdasarkan Kejadian 1:26 yang menyatakan bahwa kita, manusia, adalah ciptaan Allah yang Maha Kuasa yang diciptakan berbeda dengan ciptaan-Nya yang lain. Letak perbedaannya adalah kita diciptakan menurut Gambar dan Rupa Allah. Sehingga didalam kehidupan kita, seharusnya terdapat sifat-sifat Allah. Tetapi sifat-sifat Allah yang seharusnya ada dalam hidup kita menjadi rusak karena kejatuhan manusia dalam dosa. Sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, Gambar dan Rupa Allah yang ada dalam diri kita menjadi rusak. Mungkin ada yang berpendapat, mengapa Tuhan tidak menghancurkan Adam dan Hawa yang sudah rusak oleh dosa, kemudian mengciptakan Adam dan Hawa yang baru lagi? Sampai sekarang kita belum tahu jawabannya, yang perlu kita ketahui adalah pikiran kita bukanlah pikiran Allah, hati kita bukanlah hati Allah, rencana kita bukanlah rencana Allah, yang jelas Tuhan memiliki rencana yang indah dibalik semua ini. Setelah Gambar dan Rupa Allah dalam diri Adam dan Hawa rusak, Tuhan Allah mengutuk tanah dan mengadakan permusuhan antara kaum manusia dan Ular, yang merupakan penyebab manusia jatuh dalam dosa (Kejadian 3). Untuk memulihkan Gambar dan Rupa Allah yang telah rusak tersebut, Allah memberikan Putra Tunggal-Nya untuk menyelamatkan kita semua dari dosa dan hukuman yang kekal, dan mengembalikan sifat-sifat Allah yang ada dalam diri kita melalui kesaksian hidup Tuhan Yesus, sehingga kita tidak takut lagi untuk menghadap tahta Allah yang Maha Kudus. Dan setelah menyelamatkan dan menyucikan kita dari segala dosa, hanya ada 1 yang Dia inginkan untuk kita lakukan, yaitu menjadi Garam dan Terang Dunia. Sudahkah kita menjadi Garam dan Terang Dunia yang berhasil mempengaruhi dunia ini? Ataukah kita yang terpengaruh dosa dunia? Semuanya hanya kita yang dapat menjawabnya.

Sekian pembahasan ayat dari Firman Tuhan yang singkat yang telah dibawakan oleh Hamba-Nya tadi. Semoga dapat menjadi berkat bagi kita semua. Amin. God bless..

PERMOHONAN MAAF..

Rabu, 27 Mei 2009

Kepada pembaca setia blog Komisi Pemuda GKI Sul-Sel Jemaat Makassar..

Kami dari pihak yang mengelola blog ini, menyampaikan permohonan maaf kami yang sebesar-besarnya karena selama sebulan lebih blog ini tidak exist lagi..

Jadi kami ingin meng-exist-kan kembali blog ini mulai pada bulan Juni mendatang.. Harap pengertiannya.. God Bless..

Mengalah Bukan Kalah -- 03 April 2009

Jumat, 03 April 2009

Mengalah bukan Kalah, adalah tema Komisi Pemuda pada malam hari ini. Tujuan tema ini diangkat adalah untuk mengajar para pendengar dan pembaca blog ini untuk dapat menerapkan prinsip-prinsip keKristenan dalam menghadapi dunia yang semakin tidak jelas ini.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita tidak dapat memungkiri bahwa sebagai manusia biasa, mengalah merupakan hal yang sangat tidak menyenangkan, apalagi kalau diri kita benar dan kita harus mengalah. Sejak dari masa kanak-kanak, kita terus diajar untuk membalas hal-hal yang bersifat negatif, sehingga sifat itu kita bawa hingga saat ini. Tahukah anda, apa yang dikatakan Firman Tuhan tentang hal ini? Mari kita baca Matius 5:38-48. Dalam pembahasan kali ini, kita melihat pada pasal 38, mata ganti mata, gigi ganti gigi. Itulah yang diajarkan Hukum Taurat, sedangkan yang diajarkan Yesus sebaliknya (pasal 39). Apa inti yang ingin disampaikan Yesus melalui injil ini? Ketika kita mengalah, itu bukan berarti kita kalah. Sebab dengan mengalah justru kita menunjukkan kemenangan kita atas diri kita, ego kita, dan kita telah menyangkal natur diri kita yang telah rusak akibat jatuh dalam dosa.

Apa alasan mengapa kita sering tidak mau mengalah? Karena kita merasa bahwa kita tahu segala-galanya, jadi kita tidak mungkin salah. (Wah salah bener tuch). kedua, karena kita merasa kita berhak untuk mengeluarkan dan mempertahankan pendapat kita. Ketiga, karena kita yakin bahwa hanya kita yang benar dan seluruh dunia salah. Sikap inilah yang harus kita sangkali, walaupun kita benar, mungkin sebaiknya kita mengalah (sebab yang kita hadapi adalah orang-orang yang sangat berbeda dengan kita) dan meminta petunjuk Tuhan untuk hal ini.

Kiranya perenungan singkat kali ini dapat menjadi berkat bagi kita sekalian. Amin. Gbu

Diberkati untuk Memberkati -- 27 Maret 2009

Rabu, 01 April 2009

Siapa yang tidak dingin diberkati? Tentunya semua orang ingin diberkati, tetapi siapakah yang ingin membagikan berkatnya kepada orang lain? Pastinya tidak ada, eh bukan tidak ada, tapi jarang ada yang ingin membagikan berkatnya kepada orang lain, karena salah satu natir manusia sejak jatuh dalam dosa adalah egois.

Diberkati untuk memberkati, adalah tema yang diangkat untuk mengajar kita agar kita pun dapat membagikan berkat kepada orang lain, seperti yang dilakukan oleh Yusuf pada saat dia dijual ke Mesir. Kita tentu saja tahu tentang kisah Yusuf pada saat dia di Mesir, mulai dari dia diangkat menjadi orang kepercayaan Raja Mesir, dia digodai oleh istri Potifar, hingga oa dijerumuskan ke penjara. Kita tahu juga bahwa selama dia di Mesir, dia telah menerima banyak berkat Tuhan, sehingga dia menolak ajakan dari istri Potifar untuk tidur dengan dia. Melalui penolakan ajakan itu, dia (Yusuf) semakin mendapatkan berkat dan penyertaan dari Tuhan, dia menjadi kesayangan kepala penjara, dan dia pun membagikan berkatnya melalui teladan hidupnya bagi semua orang yang ia temui.

Kita tentunya tahu, untuk menjadi berkat bagi orang lain, tentunya tidaklah mudah, akan banyak dosa/pencobaan yang akan berusaha menjatuhkan kita. Kisah Yusuf kiranya dapat menjadi teladan bagi kita untuk dapat menjadi saluran berkat bagi orang lain..

Kiranya perenungan tadi dapat menjadi sumber inspirasi kita untuk dapat tetap hidup kudus dihadapanNya, dan menjadi saluran berkat bagi orang lain.

Etika Berpacaran -- 20 Maret 2009

Berpacaran tentu saja penting bagi kehidupan sosial kita, apalagi demi masa depan kita. Oleh sebab itu, KomPa GKI Makassar menyediakan suatu tema khotbah yang mengajarkan pacaran yang sehat, yang seharusnya dilakukan oleh anak-anak Tuhan. Berikut ini adalah beberapa tips yang dikemukakan oleh pembicara pada waktu itu:
1. Hindari jalan berduaan! (maksudnya sich, sekali-kali jalan bareng dengan yang lain, jangan berduaan melulu! hahahaha..)
2. Hindari pertemuan-pertemuan ditempat gelap, seperti bioskop, mojok, dll (karena bisa saja meningkatkan keintiman!! hehehe..)
3. Kalau mau jalan, jalan ditempat yang rame, jangan ditempat yang sepi hehehe..
4. Lakukanlah hal-hal yang positif saat bersama dengan pacar anda!
5. Serahkanlah hubungan kalian hanya kepada Tuhan, bukan yang lain.
Kayaknya ini dulu yang saya bisa sharekan tentang khotbah/ceramah 2 minggu lalu.. sorry ya telat.. Gbu

Tunaikanlah Pelayananmu -- 13 Maret 2009

Jumat, 13 Maret 2009

Hmm.. Tunaikanlah Tugas Pelayananmu, inilah tema yang diangkat oleh Badan Pengurus untuk minggu ini. Melihat zaman sekarang ini banyak anak-anak Tuhan yang hanya dapat bertahan sebentar saja dalam pelayanan di Rumah Tuhan, maka Pengurus mengangkat kembali salah satu dari sekian banyak tema yang dapat memotivasi kembali pelayanan kita semua sebagai anak-anak Allah.

Tidak bisa dipungkiri dalam setiap organisasi, entah itu organisasi politik ataupun organisasi kemanusiaan, seringkali terjadi bentrokan yang tidak diinginkan (walaupun sudah diajarkan tentang kesabaran atau apapun juga yang bersifat PENGEMBANGAN DIRI) sehingga membuat orang-orang yang tidak tahan dengan situasi tersebut malah menghilang atau dengan seenaknya saja memutuskan untuk meninggalkan organisasi tersebut. Gerejapun yang didalamnya mempunyai hal-hal seperti yang dialami oleh organisasi-organisasi duniawi tersebut.

Didalamnya, Tuhan telah memilih, melalui jemaat, orang-orang yang Dia percaya untuk tugas pelayananNya di dunia ini. Tetapi seringkali kita sebagai orang yang Tuhan percayakan malah mengabaikan tugas tersebut, menganggapnya tidak penting, dll, sehingga ketika terjadi konflik-konflik atau sesuatu yang tidak kita senangi, kita malah maninggalkan pelayanan yang Tuhan percayakan. Malam hari ini, Hamba Tuhan yang akan menjadi saluran berkat kita mangajak kita untuk memikirkan kembali, mengapa kita bisa berbuat demikian? Meninggalkan pekerjaan yang Tuhan telah percayakan? Itu hanya dapat kita jawab secara personal. Sebagai pembaharuan acuan pelayanan kita, Hamba Tuhan telah memberikan hal-hal yang berkaitan dengan prinsip-prinsip dan etika yang mungkin belum kita tahu, ataupun yang telah kita lupakan.

Prinsip-prinsip yang disampaikan antara lain mengajak kita untuk melihat bahwa pelayanan kita itu berasal dari Allah (2 Korintus 5:18) sehingga kita tidak boleh bermain-main dengan pelayanan tersebut; dasar pelayanan adalah karakter atau sikap hati, bukan reputasi, prestasi, ataupun kompetensi kita (1 Samuel 16:7); Motivasi pelayanan kita adalah Kasih terhadap Allah dan sesama, bukan yang lain, dan Tujuan pelayanan kita adalah kemuliaan Tuhan (Efesus 1:12 dan 1 Korintus 10:31). Dan satu hal yang penting, Melihat perspektif kekal dari pelayanan kita bukan perspektif yang sementara.

Etika-etika yang mungkin terabaikan atau kita anggap remehpun wajib kita introspeksi ulang, yaitu sikap kita terhadap Tuhan yang kita layani dan pelayananNya, sikap kita terhadap sesama dan rekan kerja kita, sikap terhadap sistem yang telah disediakan (apakah kita patuh terhadap sistem dalam bentuk aturan-aturan yang telah ditetapkan).

Kiranya melalui renungan singkat malam hari ini, kita dapat semakin memperbaharui diri kita. Amin.

Tuhan adalah Kekuatanku - 27 Februari 2009

Rabu, 04 Maret 2009

Malam hari ini, pengkhotbah yang diundang untuk menyampaikan kebenaran Firman Tuhan mengangkat sebuah tema yang berjudul Tuhan adalah kekuatanku. Tema ini berlandaskan pada kitab Mazmur nomor 62.

Dimana dalam pembahasan khotbahnya kali ini sebagian besar hanyalah menyampaikan berbagai kesaksian dari kehidupan orang-orang yang berada dekat dengan Tuhan, akan merasa aman dan tentram. Melalui kebenaran Firman Tuhan yang terkandung dalam Mazmur 62 ini, kita diajar untuk tetap tenang dalam menghadapi kehidupan ini karena kita mempunyai Tuhan yang Mahakuasa yang akan selalu menolong dan membuka jalan bagi kita sekalian. Oleh sebab itu, marilah kita tetap mengandalkan Tuhan dalam kehidupan kita, baik dalam suka maupun dalam duka. Sebab kita tahu, hanya didalamNya lah kita mendapatkan sumber kehidupan dan kekuatan yang kekal. amin.

HPDT - 20 Februari 2009

Malam hari ini, khotbah yang disampaikan hamba-Nya bertemakan HPDT alias Hubungan Pribadi Dengan Tuhan.

Didalam dunia ini, terdapat 2 kutub, kutub utara dan kutub selatan, demikian pula dalam hidup kita. Ada 2 hal yang saling bertolak belakang, yaitu kekuatan Tuhan dan kekuatan iblis. Tinggal kita saja yang memilihnya. Jika kita memilih untuk menjauhkan diri dari Tuhan, maka pihak yang lainnya akan berusaha untuk mencengkram kita dari belakang. Seperti yang tertulis dalam 1 Petrus 5:8, yang menggambarkan iblis seperti singa yang mengaum-aum mencari mangsa. Mangsanya adalah kita yang tidak berada dekat dengan Tuhan, dan kerohanian kita tidak bertumbuh seperti tong kosong. Oleh sebab itu, marilah kita menjaga hubungan pribadi kita dengan Tuhan, sebab hanya Dialah yang merupakan tempat perlindungan bagi kita (mazmur 62). Didalam-Nya hati kita menjadi tenang. Dan didalam-Nya pula, kita bisa tenang walaupun badai bergelora.

Kiranya ringkasan khotbah yang singkat ini dapat menjadi berkat bagi kalian yang membacanya. Amien.

Valentine's Eve - LOVE - 13 Februari 2009

Sabtu, 14 Februari 2009

Hari ini, KomPa GKI merayakan malam Valentine bersama dengan serangkaian acara tentunya.

Renungan pada malam ini adalah tentang kasih. Sekurang-kurangnya, dalam dunia ini terdapat 4 macam kasih. Tetapi yang dapat dipraktikkan oleh manusia hanyalah 3 macam saja. 3 kasih ini bersifat egois, yaitu eros, filia, dan storge.

Eros merupakan kasih percintaan, kasih ini timbul pada pasangan yang sedang menjalankan relasi. Kasih ini memperhatikan hal-hal fisik seperti kecantikan, dll. Kasih ini akan menjadi pudah seiring berjalannya waktu, kecantikan, pengetahuan, dan hal-hal fisik lainnya akan menjadi pudar. Dan jika kasih ini tidak ditopang oleh kasih Agape, maka kasih ini akan menghancurkan pasangan tersebut.

Kasih Filia, kasih persahabatan. Kasih ini pun egois, karena kebanyakan orang mencari dan mengasihi teman untuk keperluannya sendiri. Mereka mencari teman yang dapat memenuhi kebutuhan mereka, baik secara fisik maupun secara rohani. Dan jika kasih ini tidak ditopang oleh kasih Agape, maka kasih ini akan menghancurkan hubungan persahabatan tersebut.

Kasih Storge. Kasih ini hampir mendekati kasih Agape, tetapi masih memiliki sedikit keegoisan. Kasih kekeluargaan ini diberikan tanpa pamrih dari orang tua dan saudara. Tetapi tentu saja mereka suatu hari berharap anak-anak mereka akan berbakti kepada mereka dan memelihara mereka jika usia sudah senja.

Kasih Agape adalah kasih yang paling sempurna, yang pernah dipraktikkan oleh Yesus. Kasih ini tidak akan pernah berubah, walaupun zaman telah berubah.

Landasan Alkitab Valentine's day adalah Yohanes 13:34-35.

Semoga renungan ini dapat memberikan berkat bagi kalian yang membacanya. Kiranya dalam mengasihi sesama, kita dapat melandaskan kasih kita pada kasih Kristus. amien. God bless.

Racun Berkelut Madu -- 06 Februari 2009

Sabtu, 07 Februari 2009

Racun berkelut madu, adalah sebuah topik yang dikemas dan disajikan oleh Badan Pengurus GKI KomPa untuk memulai awal bulan Februari ini. Tema ini menjelaskan bahwa kita sebagai orang Kristen sering kali tertipu oleh nikmatnya sesuatu yang pada akhirnya membawa kita menuju kematian yang kekal, sesuatu itu adalah dosa.

Sekarang ini, kita hidup di zaman sekulerisme, yang artinya bersifat duniawi. Yang berarti kita melakukan hal-hal yang kita senangi tanpa mempedulikan dampak ataupun akibat yang timbul dari tindakan yang kita ambil. Sering kali kita tertipu oleh indahnya dan nikmatnya dunia ini, sehingga kita tidak segan-segan lagi melakukan hal-hal yang sebenarnya kita tahu bahwa itu adalah hal-hal yang tidak baik. Kita terlalu mendengar kata hati kita sendiri, padahal kata hati dan suara setan itu bedanya sangatlah tipis, setipis helai rambut, dan kaum mudalah yang sering kali menjadi korban atas ini. Kejadian yang samapun terjadi pada zaman perjanjian lama, tepatnya seperti yang terdapat dalam Kejadian 4:1-16. Dimana dalam perikop ini menceritakan tentang Kain dan Habel, dimana Tuhan lebih mengindahkan Habel dan persembahannya dibandingkan Kain dan persembahannya, yang akhirnya Kain memilih untuk membunuh Habel, adiknya, dan membawa akibat yang sangat fatal bagi Kain, yaitu Kutukan Tuhan. Hal yang sama pun terjadi pada Raja Daud, dimana dia sangat menginginkan Batsyeba sehingga ia menyuruh suami dari Batsyeba pergi berperang lalu mati, tetapi Daud setelah ditegur oleh nabi yang Tuhan kirim, ia langsung bertobat dan meninggalkan semuanya kesalahannya itu. Sebenarnya masih banyak contoh-contoh lain lagi tentang hal-hal semacam ini, tapi biarlah kedua contoh ini mewakili dari sebagian kecil kisah-kisah dalam Alkitab yang menyangkut dosa.

Dari Kejadian 4:1-16, dapat disimpulkan bahwa kita dapat menghindari dosa dengan cara: peka terhadap kehendak Tuhan melalui persekutuan-persekutuan internal, persekutuan-persekutuan pribadi dengan Tuhan, doa, dll. Kain gagal dalam hal ini sehingga ia membunuh adiknya, ia gagal mengetahui kehendak Tuhan. Peka terhadap peringatan dan teguran Tuhan, dalam Kitab Kejadian Tuhan pernah menegur Kain, tetapi Kain malah memungkiri dan mengelak dari teguran Tuhan sehingga mengakibatkan hal yang fatal baginya. Peka terhadap hubungan Tuhan dan dosa. Esensi dari Tuhan adalah kudus sehingga Ia membenci dosa. Sebagai orang Kristen, kita haruslah peka terhadap ketiga hal ini. Jika kita peka terhadap ketiga hal ini dan tetap berserah kepada Tuhan, maka kita akan sebisa mungkin memilih mana yang terbaik bagi hidup kita. Mazmur 119:9-11 menuliskan tentang cara orang Kristen menjaga kekudusan dihadapanNya. Yaitu menuruti firmanNya, dengan segenap hati mencari Tuhan, dan menyimpan janji Tuhan. Perlu kita ketahui bahwa hukuman Tuhan itu nyata, dan pengampunanNya pun juga nyata, sebab Tuhan adalah Hakim yang Adil. Asal kita berserah kepadaNya, maka tiada yang mustahil bagiNya.

Kiranya ringkasan khotbah ini dapat menjadi berkat bagi kalian yang membacanya. Amien.

Menduakan Tuhan -- 30 Januari 2009

Sabtu, 31 Januari 2009

Hari ini tema yang dibawakan oleh Hamba Tuhan yang diundang adalah tentang MENDUAKAN TUHAN. Dimana tema ini mengajarkan kita untuk belajar mendahulukan Tuhan dibanding dengan segala aktivitas-aktivitas kita yang lainnya.

Ada beberapa contoh kasus yang didiskusikan pada malam hari ini. Diantaranya adalah: Apakah yang akan kamu lakukan jika pada hari dan jam dimana kamu harus ke gereja tetapi seseorang yang sangat spesial bagi kamu (pacar/orangtua/dll) mengajak untuk keluar, dengan ancaman kalau kamu tidak ikut, mereka akan mengucilkanmu selama 1 bulan? Apa yang akan kamu lakukan? Ikut mereka? atau tetap pergi ibadah? Hanya anda sendiri yang dapat menjawabnya.

Pengkhotbah pada malam ini memberikan beberapa perikop Alkitab yang dapat menjadi dasar pemikirannya pada malam hari ini. Diantaranya adalah Ibrani 10:25 dan Lukas 10:38-42, yang menceritakan tentang Maria dan Marta. Dimana Tuhan memuji Maria yang lebih memilih untuk mendengarkan perkataan Tuhan Yesus, karena ia tahu, bahwa itu lebih penting dibandingkan bekerja.

Jadi, kesimpulannya adalah dahulukanlah Tuhan didalam kehidupanmu. Sebab ada tertulis, carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya itu akan dilimpahkan kepadamu.

Sahabat Sejati -- 23 Januari 2009

Jumat, 23 Januari 2009

'Sahabat Sejati' adalah judul perenungan di Komisi Pemuda hari ini, yg dibawakan oleh salah seorang HambaNya. Di Alkitab hanya ada 1 kisah tentang persahabatan yang sejati, yaitu kisah Daud dan Yonatan yang termuat dalam 1 Samuel, dimulai dari pasal 18. Dan berlanjut ke 2 Samuel pasal 1 dan 2 yang menuliskan tentang akhir hidup Yonatan tetapi Daud masih tetap menjaganya melalui anak-anaknya (anak-anak Yonatan, Daud tetap memlihara mereka).

Tentunya kita semua sudah tahu tentang kisah persahabatan Daud dan Yonatan ini, dan dari kisah ini dapat ditarik beberapa kesimpulan tantang sahabat sejati: Yang pertama, persahabatan tidak mengenal status sosial. Kebanyakan dari kita hanya mau bersahabat dengan orang-orang yang sederajat dengan kita, tetapi persahabatan Daud dan Yonatan tidak. Walaupun Yonatan adalah seorang anak raja yang kaya raya, dan Daud seorang anak petani yang miskin, tetapi mereka tidak menemui permasalahan dalam hubungan persahabatan mereka walaupun status sosial mereka berbeda. Yang kedua, persahabatan itu tidak mengenal untung dan rugi. Dalam kehidupan sehari-hari kita menemui bahwa persahabatan kita mungkin saja mengandung unsur untung dan rugi. Dalam berteman kita mungkin saja bertanya 'apa yang bisa kau berikan kepadaku?', tetapi Daud dan Yonatan tidak mengenal prinsip tersebut. Yang ketiga, Yonatan mengasihi Daud seperti mengasihi dirinya sendiri. Dalam arti, jika ia hidup dalam berkelimpahan, dia tidak menikmatinya sendiri tetapi ia berbagi dengan Daud, kadang dalam persahabatan kitapun seperti Daud dan Yonatan, tetapi lebih banyaknya kalau kita yang menikmatinya sendiri. Yang keempat, Yonatan memberikan yang terbaik bagi Daud, sahabatnya. Terdapat dalam 1 Samuel 18:1-5, Yonatan memberikan 'alat-alat' yang dianggapnya penting bagi penopang hidupnya dalam kerajaannya bagi Daud. Yang kelima, terdapat dalam 1 Samuel 20:4 yang menyatakan bahwa Yonatan bersedia memberikan apapun bagi Daud, karena ia percaya kepada Daud bahwa Daud pun menginginkan yang terbaik bagi Yonatan. Yang keenam, persahabatan yang sejati menguatkan kepercayaan kita kepada Tuhan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita paling takut kehilangan sahabat kita, jadi sering kali kita menduakan Tuhan melalui sahabat kita. Jika sahabat kita tidak mau ke gereja dan mengajak kita ke tempat lain dengan ancaman kalau kita tidak mengikuti dia, dia akan memutuskan persahabatannya dengan kita dan akhirnya kita pun mengikutinya. Janganlah mencari sahabat yang demikian sebab dalam 1 Korintus 15:33 ditekankan bahwa, pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik. Dan yang terakhir, persahabatan yang sejati hanya mengenal 1 kata, SETIA. Banyak orang-orang yang telah menikah kemudian melupakan sahabat-sahabatnya, dan ia lebih memilih bersahabat dengan suami/istrinya dibandingkan dengan sahabat-sahabatnya dulu. Padahal mungkin saja suami/istrinya mendekatinya untuk suatu hal tertentu, misalnya jabatan dll. Jika semua itu berakhir, maka berakhir pula hubungan itu (jika itu memang yang menjadi landasan dalam hubungannya). Tetapi, persahabatan Daud dan Yonatan benar-benar sejati, bahkan Daud sampai rela mengurus anak-anak Yonatan sepeninggal Yonatan, karena hubungan persahabatan mereka lebih kuat dibandingkan dengan hubungan suami-istri, Daud mengakuinya dalam 2 Samuel 1:26. Tetapi diantara semuanya, hanya ada 1 sahabat yang tidak pernah mengenal status kita, Dia datang untuk menyelamatkan kita, orang yang berdosa, sejak 2000 tahun yang lalu, Dialah Tuhan kita, Yesus Kristus.

Milikilah sahabat dan persahabatan seperti yang dimiliki oleh Daud dan Yonatan, selama berada didunia. Kiranya hari ini dapat menjadi berkat bagi kalian yang sedang bersahabat, dan mencari sahabat. Amien. Gbu

Ku Hidup BagiMu -- 16 January 2009

Jumat, 16 Januari 2009

Malam hari ini, tema khotbah persekutuan kami adalah KU HIDUP BAGI-MU. Kata 'BAGI-MU' jika kita artikan dapat memiliki 2 arti (dualisme), entah itu Bagi-Mu atau Bagimu. hehehe. Tergantung bagaimana kita menafsirkannya. Tapi malam ini, pengkhotbah lebih mengacu kepada Ku Hidup Bagi-Mu, yaitu bagi Tuhan, Allah kita. Landasannya adalah pada kitab Yesaya 43:7 dan berpusat pada Roma 12:1-2.

Yesaya 43:7 yang menyatakan "semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk nama-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan." Mendandung arti bahwa kita, sebagai manusia, diciptakan semata-mata untuk kemuliaan Tuhan, bukan untuk kemuliaan siapa-siapa, tetapi hanya untuk kemuliaan Tuhan.

Demikian pula dengan yang dinyatakan dalam Roma 12:1-2, agar kita:Mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup. Artinya bahwa dahulu tubuh kita memang sudah mati akibat dosa manusia pertama, tetapi Tuhan Yesus datang untuk menebus dosa-dosa kita, dan kita kembali menjadi pribadi yang hidup dihadapan-Nya. Pribadi kita yang hidup inilah yang harus kita serahkan untuk menjadi persembahan yang hidup, secara keseluruhan hidup dan tubuh kita, kita persembahkan sebagai persembahan yang hidup. Secara khusus akal budi kita, karena akal budilah sebagai pusat dari kehidupan kita. Kita belajar untuk membedakan yang mana yang baik, yang berkenan kepada Allah, dan yang sempurna, semua bersumber dari akal budi kita, kita belajar merasionalisasikan seluruh aspek kehidupan semua bersumber dari akal budi. Jika akal budi kita manfaatkan untuk hal-hal tidak wajar, maka kita belum sungguh-sungguh mempersembahkan tubuh dan hidup kita. Karena percumalah kita mempersembahkan keseluruhan tubuh kita, baik tangan, kaki, mata, dan lain-lain untuk kemuliaan Tuhan, tetapi pusatnya, yaitu akal budi kita, menyatu dengan dunia yang jahat ini? Itu sama saja dengan mempersembahkan hal-hal yang tidak berguna, sebab yang Tuhan inginkan adalah perubahan akal budi kita, yang tadinya ikut tercemar, agar kita dapat membedakan apakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepadaNya dan yang sempurna dihadapanNya. Oleh sebab itu, marilah kita mempersembahkan hidup dan tubuh kita hanya untuk kemuliaanNya saja. Janganlah kita menjadi satu dengan dunia yang jahat ini.

Kiranya khotbah kali ini dapat menyentuh pikiran kita, dan kita dapat kembali kepadaNya, dan menyerahkan apa yang sepantasnya kita serahkan..

Amien

Gbu

Tetap Setia -- 09 January 2009

Jumat, 09 Januari 2009

Khotbah pada malam ini adalah tentang kesetiaan, dan diangkat dari kitab Amsal 19:22 dan Amsal 20:6.

Kesetiaan merupakan salah satu sifat dari Allah yang hanya dimiliki oleh beberapa orang dimuka bumi ini. Semua orang menginginkan seseorang yang setia menemaninya, seperti contoh jika seseorang dalam status pacaran, ia menginginkan pacarnya tersebut untuk tetap berada disampingnya dalam situasi apa pun, dan tentu saja pacarnya akan melakukan hal tersebut. Siapakah yang tidak menginginkan orang yang setia? Orang yang setia merupakan kesukaan setiap orang. Kesetiaan tidak dapat hanya diukur dengan lamanya waktu berjalan. Tetapi, selain mengukur kesetiaan dengan unsur waktu, dapat pula kita ukur dengan 4 unsur, yaitu dengan kesungguhan hati, kejujuran, tanggung jawab, dan kebenaran. Sekarang ini banyak orang yang tidak lagi mempercayai adanya kesetiaan dalam diri seseorang, sehingga mengakibatkan mereka 'kapok' dalam menjalani hubungan dengan orang lain, dan lebih memilih memelihara binatang untuk mengisi kehidupannya. Banyak orang yang lebih memilih memelihara anjing, karena anjing merupakan binatang yang paling setia diantara semua binatang yang ada di bumi. Sekalipun anda menelantarkannya, yakinlah ia akan dengan setia menanti anda kembali. Kesetiaan tumbuh dari kasih, entah itu kasih eros, storge, ataupun filia. Jika kesetiaan itu tumbuh dari ketiga kasih ini, maka kesetiaan itu akan perlahan-lahan pudar, karena ketiga kasih ini menuntut balasan, begitupula kasihnya.

Tetapi, mengapakah kita harus memelihara binatang untuk mengisi kekosongan hidup kita? Bukankah lebih baik jika kita mengisis kekosongan hidup kita dengan merenungkan Firman yang diberikan olehNya, yang setiaNya tidak akan pernah berubah sejak kekekalan hingga waktuNya tiba? Ialah sumber kesetiaan itu, dia menyertai kita walaupun kita kadang-kadang menyimpang dari Dia dan segala ajaranNya, tetapi Dia tetap setia menanti kita kembali, bahkan rela mencari kita yang hilang dari pandanganNya, dan menemukan kita kembali. Pesan terakhirnya adalah, tetaplah setia hingga kematian menjemput kita (Wahyu 2:10).

Semoga share oleh hamba Tuhan pada malam ini dapat menjadi perenungan bagi kita sekalian, tentang pentingnya arti sebuah kesetiaan, dan semakin menumbuhkan kesetiaan dalam diri kita masing-masing terhadap sesama, khususnya kepada Tuhan yang telah terlebih dahulu setia kepada kita. Amien.

What Means to be a Christian? -- 2 January 2009

Sabtu, 03 Januari 2009

What's mean to be a Christian?; itulah tema yang dibahas oleh Hamba Tuhan yang menyampaikan kebenaranNya di awal tahun ini. Seseorang sering kali menanyakan pertanyaan 'mengapa kau menjadi seorang Kristen?' dan kita sering kali terjebak dalam 2 asumsi kita secara pribadi, yang pertama itu, karena orangtua kita Kristen, jadi dari kecil hingga sekarang kita ke Gereja, di Baptis, dan akhirnya menjadi Kristen. Alasan kedua kita menjawabnya adalah untuk mendapatkan berkat, teman dan memperlancar kegiatan usaha dlsb. Itu alasan (alasan yang kedua) yang sangat tidak masuk akal, karena tanpa menjadi seorang Kristen pun kita dapat mendapatkannya, jika kita bekerja di Yayasan Sosial tentunya.

Tapi, jika kita melihat kembali pada Alkitab, sebenarnya ada banyak alasan mengapa kita menjadi seorang Kristen, tetapi yang dapat disharekan pada malam ini hanya beberapa saja melalui ciri-ciri yang terdapat dalam Alkitab. Ciri-ciri Kekristenan adalah hidup dalam zaman yang baru (Efesus 2:1-10). Seperti yang kita ketahui, dalam Efesus ini, Paulus menggambarkan 2 sketsa kenyataan, yaitu kematian (kita masih hidup dibawah murka Allah; 1-3) dan kehidupan (penebusan oleh Kristus dan keselamatan oleh iman kepadaNya; 4-10), itulah alasan pertama mengapa kita menjadi seorang Kristen, karena kita telah ditebus dan hidup dalam zaman yang baru, zaman anugerah yang diberikan oleh Allah kita. Alasan kedua terdapat dalam Filipi 2:1-4. Ciri keduanya adalah hidup dalam persekutuan yang sejati. Persekutuan Kristen yang sejati terjadi bukan karena kehendak manusia, tetapi oleh kehendak Allah Tritunggal. Sebelum dunia dibentuk, Allah Bapa telah memilih umat pilihanNya yang akan Dia selamatkan dari kematian yang kekal, Allah Anak menggenapi rencanaNya, dan Allah Roh Kudus berkarya pada umatNya yang berkenan kepadaNya sehingga mereka percaya dan merindukan untuk membentuk suatu komunitas persekutuan Kristen. Persekutuan Kristen yang sejati ditandai oleh adanya sebuah kasih, yaitu Kasih Agape dan menggunakan talenta masing-masing untuk melayani dari yang tidak tahu musik dapat dibantu oleh yang tahu musik, dll. Kasih Agape merupakan derajat kasih yang tidak dapat diberikan oleh dunia, Kasih Agape hanya dapat diberikan oleh Allah kita melalui kelahiranNya dan kematianNya. Kasih yang ada didunia tidak dapat menandingi kasih ini, dan dala persekutuan, hendaklah kita mempunyai Kasih Agape ini atau self-emptiness love, kasih yang tidak mementingkan diri sendiri. Itulah alasan kedua, karena kasih Agape dan persekutuan yang dikehendaki oleh Allah melalui rancangan keselamatanNya, kita menjadi Kristen. Ciri ketiganya terdapat dalam Yohanes 17:3 yaitu mengenal Allah secara pribadi.

Itulah alasan mengapa kita menjadi seorang Kristen, jadi berbahagialah kita yang mendengar dan membaca FirmanNya, dan kita menjadi percaya karena itulah kehendak Allah Tritunggal, bukan karena hasil/usaha kita sendiri, tetapi sekali lagi, karena kehendak Allah semata kita menjadi Kristen.

Semoga Firman ini dapat menjadi berkat bagi kita semua, Amien. God bless us.. ^^

 
GKI Makassar Youth Commision - by Templates para novo blogger