Ku Hidup BagiMu -- 16 January 2009

Jumat, 16 Januari 2009

Malam hari ini, tema khotbah persekutuan kami adalah KU HIDUP BAGI-MU. Kata 'BAGI-MU' jika kita artikan dapat memiliki 2 arti (dualisme), entah itu Bagi-Mu atau Bagimu. hehehe. Tergantung bagaimana kita menafsirkannya. Tapi malam ini, pengkhotbah lebih mengacu kepada Ku Hidup Bagi-Mu, yaitu bagi Tuhan, Allah kita. Landasannya adalah pada kitab Yesaya 43:7 dan berpusat pada Roma 12:1-2.

Yesaya 43:7 yang menyatakan "semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk nama-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan." Mendandung arti bahwa kita, sebagai manusia, diciptakan semata-mata untuk kemuliaan Tuhan, bukan untuk kemuliaan siapa-siapa, tetapi hanya untuk kemuliaan Tuhan.

Demikian pula dengan yang dinyatakan dalam Roma 12:1-2, agar kita:Mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup. Artinya bahwa dahulu tubuh kita memang sudah mati akibat dosa manusia pertama, tetapi Tuhan Yesus datang untuk menebus dosa-dosa kita, dan kita kembali menjadi pribadi yang hidup dihadapan-Nya. Pribadi kita yang hidup inilah yang harus kita serahkan untuk menjadi persembahan yang hidup, secara keseluruhan hidup dan tubuh kita, kita persembahkan sebagai persembahan yang hidup. Secara khusus akal budi kita, karena akal budilah sebagai pusat dari kehidupan kita. Kita belajar untuk membedakan yang mana yang baik, yang berkenan kepada Allah, dan yang sempurna, semua bersumber dari akal budi kita, kita belajar merasionalisasikan seluruh aspek kehidupan semua bersumber dari akal budi. Jika akal budi kita manfaatkan untuk hal-hal tidak wajar, maka kita belum sungguh-sungguh mempersembahkan tubuh dan hidup kita. Karena percumalah kita mempersembahkan keseluruhan tubuh kita, baik tangan, kaki, mata, dan lain-lain untuk kemuliaan Tuhan, tetapi pusatnya, yaitu akal budi kita, menyatu dengan dunia yang jahat ini? Itu sama saja dengan mempersembahkan hal-hal yang tidak berguna, sebab yang Tuhan inginkan adalah perubahan akal budi kita, yang tadinya ikut tercemar, agar kita dapat membedakan apakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepadaNya dan yang sempurna dihadapanNya. Oleh sebab itu, marilah kita mempersembahkan hidup dan tubuh kita hanya untuk kemuliaanNya saja. Janganlah kita menjadi satu dengan dunia yang jahat ini.

Kiranya khotbah kali ini dapat menyentuh pikiran kita, dan kita dapat kembali kepadaNya, dan menyerahkan apa yang sepantasnya kita serahkan..

Amien

Gbu

0 komentar:

 
GKI Makassar Youth Commision - by Templates para novo blogger