'Sahabat Sejati' adalah judul perenungan di Komisi Pemuda hari ini, yg dibawakan oleh salah seorang HambaNya. Di Alkitab hanya ada 1 kisah tentang persahabatan yang sejati, yaitu kisah Daud dan Yonatan yang termuat dalam 1 Samuel, dimulai dari pasal 18. Dan berlanjut ke 2 Samuel pasal 1 dan 2 yang menuliskan tentang akhir hidup Yonatan tetapi Daud masih tetap menjaganya melalui anak-anaknya (anak-anak Yonatan, Daud tetap memlihara mereka).
Tentunya kita semua sudah tahu tentang kisah persahabatan Daud dan Yonatan ini, dan dari kisah ini dapat ditarik beberapa kesimpulan tantang sahabat sejati: Yang pertama, persahabatan tidak mengenal status sosial. Kebanyakan dari kita hanya mau bersahabat dengan orang-orang yang sederajat dengan kita, tetapi persahabatan Daud dan Yonatan tidak. Walaupun Yonatan adalah seorang anak raja yang kaya raya, dan Daud seorang anak petani yang miskin, tetapi mereka tidak menemui permasalahan dalam hubungan persahabatan mereka walaupun status sosial mereka berbeda. Yang kedua, persahabatan itu tidak mengenal untung dan rugi. Dalam kehidupan sehari-hari kita menemui bahwa persahabatan kita mungkin saja mengandung unsur untung dan rugi. Dalam berteman kita mungkin saja bertanya 'apa yang bisa kau berikan kepadaku?', tetapi Daud dan Yonatan tidak mengenal prinsip tersebut. Yang ketiga, Yonatan mengasihi Daud seperti mengasihi dirinya sendiri. Dalam arti, jika ia hidup dalam berkelimpahan, dia tidak menikmatinya sendiri tetapi ia berbagi dengan Daud, kadang dalam persahabatan kitapun seperti Daud dan Yonatan, tetapi lebih banyaknya kalau kita yang menikmatinya sendiri. Yang keempat, Yonatan memberikan yang terbaik bagi Daud, sahabatnya. Terdapat dalam 1 Samuel 18:1-5, Yonatan memberikan 'alat-alat' yang dianggapnya penting bagi penopang hidupnya dalam kerajaannya bagi Daud. Yang kelima, terdapat dalam 1 Samuel 20:4 yang menyatakan bahwa Yonatan bersedia memberikan apapun bagi Daud, karena ia percaya kepada Daud bahwa Daud pun menginginkan yang terbaik bagi Yonatan. Yang keenam, persahabatan yang sejati menguatkan kepercayaan kita kepada Tuhan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita paling takut kehilangan sahabat kita, jadi sering kali kita menduakan Tuhan melalui sahabat kita. Jika sahabat kita tidak mau ke gereja dan mengajak kita ke tempat lain dengan ancaman kalau kita tidak mengikuti dia, dia akan memutuskan persahabatannya dengan kita dan akhirnya kita pun mengikutinya. Janganlah mencari sahabat yang demikian sebab dalam 1 Korintus 15:33 ditekankan bahwa, pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik. Dan yang terakhir, persahabatan yang sejati hanya mengenal 1 kata, SETIA. Banyak orang-orang yang telah menikah kemudian melupakan sahabat-sahabatnya, dan ia lebih memilih bersahabat dengan suami/istrinya dibandingkan dengan sahabat-sahabatnya dulu. Padahal mungkin saja suami/istrinya mendekatinya untuk suatu hal tertentu, misalnya jabatan dll. Jika semua itu berakhir, maka berakhir pula hubungan itu (jika itu memang yang menjadi landasan dalam hubungannya). Tetapi, persahabatan Daud dan Yonatan benar-benar sejati, bahkan Daud sampai rela mengurus anak-anak Yonatan sepeninggal Yonatan, karena hubungan persahabatan mereka lebih kuat dibandingkan dengan hubungan suami-istri, Daud mengakuinya dalam 2 Samuel 1:26. Tetapi diantara semuanya, hanya ada 1 sahabat yang tidak pernah mengenal status kita, Dia datang untuk menyelamatkan kita, orang yang berdosa, sejak 2000 tahun yang lalu, Dialah Tuhan kita, Yesus Kristus.
Milikilah sahabat dan persahabatan seperti yang dimiliki oleh Daud dan Yonatan, selama berada didunia. Kiranya hari ini dapat menjadi berkat bagi kalian yang sedang bersahabat, dan mencari sahabat. Amien. Gbu