Kesaksian Orang Kristen -- 29 Agustus 2008

Jumat, 29 Agustus 2008

Hari ini, diakhir bulan Agustus.. Yang khotbah dalam kebaktian Komisi kami adalah seorang Hamba Tuhan yang sedang berlibur dan pelayanan di gereja kami.

Hamba Tuhan ini, walaupun sudah berumur, tapi masih tetap semangat dalam membawakan Firman Tuhan. Tema yang ia pilih, diambil dari perikop Injil Matius pasal 5 ayat 13-16 tentang GARAM DAN TERANG DUNIA.
Ia menerangkan kepada kita bahwa 'kita adalah garam dunia dan terang dunia' bukan 'kita menjadi garam dunia dan terang dunia'. Kata 'adalah' dan 'menjadi' mengandung makna yang berbeda. Seperti contoh yang mudah dipahami bagi kita adalah anak kandung dan anak asuh. Kita adalah anak papa dan mama, bukan kita menjadi anak papa dan mama. Ini menunjukkan sebuah makna yang sangat berlawanan. Kata 'adalah' menunjukkan bahwa kita mempunyai hubungan langsung dengan Tuhan (karena kita adalah umat pilihanNya), bukan kita menjadi umat pilihanNya. Tapi kita telah ditetapkan sejak kekekalan untuk diselamatkanNya.

Apa maksud dari garam dunia? Artinya kita harus hidup dengan tujuan untuk memuliakan Tuhan kita melalui kesaksian hidup kita sebagai orang Kristen, dengan cara melebur kedalam pergaulan masyarakat dan kita diterima sebagai GARAM KRISTUS. Untuk lebih memudahkan pemahaman kita, pengkhotbah memberi contoh tentang Sup Ayam, jika kita adalah garam Kristus didunia, maka jika kita melebur kedalam Sup (kesaksian hidup kita) dan dicicipi (dilihat) oleh orang lain, dan mereka menikmati dan memuji Sup buatan koki (Allah) maka mereka akan memuji pembuat sup itu dan kita memuliakan yang membuat sup, yaitu Allah. Jadi jelaslah bahwa kesaksian hidup kita sangat penting bagi kita sebagai Orang Kristen.

Demikian juga dengan Terang dunia. Tujuan kita didunia sebagai Terang Dunia, selain menjadi saksi Kristus, kita pun juga harus menuntun orang-orang yang belum percaya kepada Terang Kristus. Tapi yang menjadi kendala sekarang adalah banyak orang Kristen (menurut pengkhotbah dengan mengilustrasikan orang Kristen seperti pelita dalam kegelapan) sudah memiliki pelita, minyak dan sumbu, tetapi ketika dinyalakan cahaya kita malah redup, dan menjadi batu sandungan bagi yang lain. Itulah kehidupan kita sekarang sebagai orang Kristen, secara tidak sadar kita menjadi batu sandungan melalui kesaksian hidup kita.

Hubungan Garam dan Terang..
Garam memancar dari dalam diri kita, dan Terang memancar dari luar diri kita. Keduanya membentuk sebuah kesaksian hidup yang berkenan dan memuliakan Tuhan.
Demikianlah ringkasan khotbah minggu ini, semoga bisa menjadi berkat bagi kita semua. Amien.

God bless us..

0 komentar:

 
GKI Makassar Youth Commision - by Templates para novo blogger