Sabtu, 13 Desember 2008
Jumat kemarin, kami mengadakan malam refleksi menjelang natal, pembicara yang diundang menyampaikan refleksi berupa perenungan tentang hidup kita. Dia memulai refleksinya dengan menanyakan kepada salah seorang jemaat pemuda tentang kehidupannya, dia ingin hidup berapa lama, dia ingin punya harta berapa banyak, dan apa yang sudah ia lakukan untuk Tuhan jika ia dipanggil nanti. Baik dia maupun kami hanya bisa terdiam merenungkan pertanyaan pembicara kali ini.
Perenungan kali ini diambil dari Surat Efesus 2:1-10 yang menyatakan tentang 2 kondisi manusia, yaitu sebelum mengenal Tuhan (ayat 1-3) dan setelah mengenal Tuhan dan kasih karuniaNya (4-5). Sebelum bahkan sesudah kita mengenal Tuhan, kita seperti mayat (kerohanian kita), walaupun kita telah mengaku Kristen tetapi kehidupan kita sama sekali tidak mencerminkan Kekristenan tersebut, sehingga sering kali kita menjadi batu sandungan bagi orang lain. Tanpa kita sadari kita lemah dan tak berdaya, membutuhkan suatu sumber kehidupan kerohanian yang kekal dan abadi, yaitu Tuhan kita Yesus Kristus. Jika anda ingin merefleksi kembali kehidupan kita dan apa yang sudah kita lakukan untuk Tuhan, marilah kita mencoba Perikop yang telah disampaikan oleh pengkhotbah minggu ini. Tidak banyak yang dapat saya sharekan, karena ini menyangkut personal, dari diri kita pribadi.
Pengkhotbah mensharekan tentang seorang artis yang semasa hidupnya telah mencapai semua yang diinginkan orang pada umumnya, kekayaan, ketenaran, kecantikan, dll, tetapi ia mati mengenaskan, karena ia belum menemukan sumber kehidupan yang kekal itu, dan ia menuliskan agar orang-orang tidak mengikuti jalannya yang salah.
Semoga perenungan ini dapat menjadi berkat bagi kita semua. Amien.
0 komentar:
Posting Komentar