Berlari Menuju Mahkota Kehidupan -- 26 Desember 2008

Sabtu, 27 Desember 2008

Kemarin adalah kebaktian terakhir Komisi Pemuda di tahun 2008, jadi Badan Pengurus menyuguhkan acara yang berbeda dari biasanya. Acaranya berbau Games dan Refleksi. Refleksi yang disampaikan mengenai sepenggal kisah hidup Rasul Paulus dalam Filipi 3:12-14 yang menyatakan 3 hal, bahwa dalam mengikut Kristus, kita harus: meninggalkan apa yang ada dibelakang kita (masa lalu yang mungkin membawa keberhasilan bagi kita maupun kegagalan), mengarahkan kepada apa yang ada didepanku (fokus hanya kepada Kristus), dan berlari memperoleh hadiah surgawi (melayani dengan giat dan sepenuh hati).

Kiranya refleksi kemarin dapat menjadi refleksi menutup tahun 2008, dan sebagai pembuka tahun yang baru dengan semangat yang baru pula.

Kemarin juga telah diadakan serah terima jabatan ketua Komisi Pemuda, jadi mulai hari ini Komisi Pemuda sudah tidak dipimpin oleh sdr.Yos tetapi digantikan oleh sdr.Edward. Sekali lagi selamat ya!

Gbu

Christmas Celebration

Sabtu, 13 Desember 2008

Friend, jangan lupa ya hadiri Kebaktian dan Perayaan Natal Komisi Pemuda GKI Sul-Sel jemaat Makassar di ini nich..



Jangan Lupa ya!

Gbu

My Life -- 12 Desember 2008

Jumat kemarin, kami mengadakan malam refleksi menjelang natal, pembicara yang diundang menyampaikan refleksi berupa perenungan tentang hidup kita. Dia memulai refleksinya dengan menanyakan kepada salah seorang jemaat pemuda tentang kehidupannya, dia ingin hidup berapa lama, dia ingin punya harta berapa banyak, dan apa yang sudah ia lakukan untuk Tuhan jika ia dipanggil nanti. Baik dia maupun kami hanya bisa terdiam merenungkan pertanyaan pembicara kali ini.

Perenungan kali ini diambil dari Surat Efesus 2:1-10 yang menyatakan tentang 2 kondisi manusia, yaitu sebelum mengenal Tuhan (ayat 1-3) dan setelah mengenal Tuhan dan kasih karuniaNya (4-5). Sebelum bahkan sesudah kita mengenal Tuhan, kita seperti mayat (kerohanian kita), walaupun kita telah mengaku Kristen tetapi kehidupan kita sama sekali tidak mencerminkan Kekristenan tersebut, sehingga sering kali kita menjadi batu sandungan bagi orang lain. Tanpa kita sadari kita lemah dan tak berdaya, membutuhkan suatu sumber kehidupan kerohanian yang kekal dan abadi, yaitu Tuhan kita Yesus Kristus. Jika anda ingin merefleksi kembali kehidupan kita dan apa yang sudah kita lakukan untuk Tuhan, marilah kita mencoba Perikop yang telah disampaikan oleh pengkhotbah minggu ini. Tidak banyak yang dapat saya sharekan, karena ini menyangkut personal, dari diri kita pribadi.

Pengkhotbah mensharekan tentang seorang artis yang semasa hidupnya telah mencapai semua yang diinginkan orang pada umumnya, kekayaan, ketenaran, kecantikan, dll, tetapi ia mati mengenaskan, karena ia belum menemukan sumber kehidupan yang kekal itu, dan ia menuliskan agar orang-orang tidak mengikuti jalannya yang salah.

Semoga perenungan ini dapat menjadi berkat bagi kita semua. Amien.

Just for Fun -- 5 December 2008

Sabtu, 06 Desember 2008

Renungan kita pada malam kemarin berlandaskan pada Kitab Pengkhotbah 12:1-8, 'Ingatlah penciptamu pada masa mudamu.....'

Para filsuf zaman dahulu mengemukakan tentang tujuan kita hidup di dunia adalah untuk menikmati hidup, dan filsuf yang lain berpendapat bahwa tujuan hidup kita adalah untuk mencapai kesempurnaan dengan cara meditasi dlsb.

Pada zaman sekarang ini, manusia merasa tidak nyaman jika hidupnya tidaklah glamour khususnya bagi para wanita yang mempunyai tingkat konsumerisme yang tingga dalam berbagai hal. Untuk apa mereka melakukan hal itu? Just for Fun!

Kesenangan pada zaman dulu dan zaman sekarang ini berbeda, sebagai contoh, anak-anak zaman dahulu senang bermain layang-layang, kelereng, dan permainan tradisional lainnya, tetapi anak-anak zaman sekarang mainnya di TimeZone, Amazon, dll. Untuk apa? Havin' fun!

Kita ke gereja bukan untuk havin' fun or just for fun, tapi kita ke gereja untuk bersukacita bersama Tuhan dan sebagai akibatnya kita juga bisa bersenang-senang dan bersenda gurau dengan teman-teman kita.

Bersukacita berbeda dengan fun: Jika kita senang (fun) itu hanya bagian luarnya saja tidak sampai kepada hati kita yang terdalam, tetapi jika kita bersukacita, bahkan sampai sum-sum, tulang kita pun merasakannya, karena sumber sukacita kita adalah Tuhan.

Kata ingalah pada perikop ini mempunyai arti (berdasarkan sudut pandang pengkhotbah) kita harus berani membuang hal-hal yang tidak berkenan dihadapanNya.

Semua manusia pada suatu saat akan menjadi tua dan panca indranya akan mengalami penurunan dan yang ada hanya keluhan dan wajah murung. Oleh karena itu, manfaatkan baik-baik masa muda kita didalam Tuhan, karena Dialah sumber fun kita yang sejati. Amien.

It Could Be in Me -- 28 November 2008

Waaaaaaaaaah..
Sorry ya pembaca blognya KomPa!
Belakangan ini banyak kesibukan jadi lupa update blog ini..

Nah, topik blog hari ini adalah IT COULD BE IN ME, topik ini adalah topik 2 minggu yang lalu hehehe sorry ya telat!
Topik ini diambil berdasarkan Injil Yohanes 8:2-11 dimana dalam injil tersebut menceritakan bahwa ada seorang perempuan yang kedapatan berzinah, dan halayak banyak hendak melempari dia batu. Tetapi sebelum mereka melempar batu tersebut, seorang Farisi bertanya kepada Tuhan Yesus mengenai Hukuman tersebut, dan Tuhan menjawab dengan perkataan jika diantara kalian tidak ada yang pernah berbuat dosa, maka dia harus melempar batu terlebih dahulu kepada perempuan tersebut. Perkataan Tuhan Yesus tersebut menyadarkan sekumpulan orang banyak yang hendak melemparkan batu kepada perempuan tersebut. Dan akhirnya mereka perlahan-lahan meninggalakan Tuhan Yesus dengan perempuan tersebut.

Apa yang sering kita lakukan ketika melihat orang lain berbuat dosa? secara manusiawi, kita akan menjelek-jelekkan dia, menyudutkan dia, bahkan kalau perlu memandang rendah dia, dan dalam kasus yang terdapat dalam Injil Yohanes tersebut, orang-orang Farisi hendak membunuh perempuan tersebut, sesuai dengan Hukum Taurat Musa.

Yesus datang kedalam dunia untuk menggenapi Hukum Taurat tersebut, jadi seorang dinyatakan benar tidaklah harus menggenapi seluruh dalili-dalil Hukum Taurat, tetapi dengan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Jurus'lamat kita, sebab Yesuslah penggenapan Hukum Taurat. Jadi barangsiapa yang menerima dan melaksanakan seluruh perintah Tuhan Yesus berarti telah menggenapi seluruh Hukum Taurat.

Apa yang sebaiknya kita lakukan ketika kita melihat teman kita melakukan dosa?
  • Jangan segera menjatuhkan dia atau mengklaim dia, kalau tegur sich boleh aja
  • Jangan menganggap diri kita selalu benar

Pesan untuk tanggal 28 November lalu adalah Jika teman kita berbuat dosa, janganlah kita menghakimi mereka, sebab bisa saja kita melakukan dosa yang lebih besar dibandingkan teman kita.

 
GKI Makassar Youth Commision - by Templates para novo blogger