Sabtu, 19 Juli 2008
Solitude (menurut pembicara) adalah mengasingkan diri dari segala aktivitas-aktivitas yang mempengaruhi kehidupan kita; baik itu kerja, kuliah, pelayanan, dan lain-lain; untuk mengevaluasi kembali apa yang telah kita lakukan.
Ayat yang diambil untuk menjadi dasar perenungan ini adalah RATAPAN 3:40, yang menyatakan:
"Marilah kita menyelidiki dan memeriksa hidup kita,
dan berpaling kepada TUHAN."
Inti dari Solitude adalah keheningan, karena dengan keheningan itulah kita dapat memusatkan perhatian pada Allah. Jadi, hanya ada saya dan Tuhan dalam Solitude itu.
Menurut pembicara, Solitude itu berbeda dengan Doa. Dimana letak perbedaannya? Solitude itu, kita mengeluh betapa liciknya kita, melalui refleksi diri, kita me-review apa yang kita lakukan sepanjang hari ini (dibantu oleh Roh Kudus) sehingga semakin hari relasi kita dengan Tuhan semakin kuat. Sedangkan Doa, melalui Doa kita berbicara kepada Tuhan menyampaikan permohonan kita kepadaNya dengan segenap hati. Disini bedanya, kalo Doa, kita yang menyampaikan permohonan kita kepadaNya, kalo Solitude, Tuhan yang berbicara kepada kita sehingga kita menyadari kalau kita ini terbatas dan memerlukan Tuhan.
Contoh orang-orang yang melakukan Solitude dalam Alkitab:
- Matius 4 : 1-11 -> Pada saat Yesus dicobai di Padang Gurun (berpuasa 40 hari, 40 malam).
- Markus 6 : 31 -> Yesus memberi makan 5000 orang dan setelah itu mengajak para muridNya untuk menyepi ke tempat yang sunyi dan beristirahat.
- Lukas 6 : 12 -> Yesus pergi ke bukit pada malam hari dan berdoa semalaman kepada Allah.
Hambatan untuk melakukan Solitude :
- Natur Alamiah Manusia : Jiwa yang selalu ingin bermain-main, sampai menunda-nunda kita untuk melakukan Solitude. Dan Jiwa yang selalu ingin bekerja, sampai-sampai kita melupakan Tuhan. Kita diciptakan bukan hanya untuk bermain dan bekerja, tetapi juga untuk berjalan dalam peta rancangan Tuhan.
- Kebutuhan Hidup. Solitude bukanlah sejenis Yoga ataupun Meditasi ataupun juga bukan untuk menekan emosi. Tetapi Solitude adalah kegiatan merefleksi diri kita sendiri.
Pada akhir perenungannya, pengkhotbah menekankan bahwa :
"Hidup yang tidak diselidiki adalah hidup yang tidak layak untuk dijalani."
0 komentar:
Posting Komentar